Rabu, 05 November 2014

Gejala Kanker Serviks, Penyebab dan Penanganannya

k.serviks
Gejala Kanker Serviks, Penyebab dan Penanganannya - Menurut data WHO kanker serviks atau kanker mulut rahim adalah pembunuh wanita nomor 1 di dunia dan juga di Indonesia. Di Indonesia sendiri Di Indonesia sekitar 15.000 kasus kanker serviks dan sekitar 8.000 kasus diantaranya berujung kematian.
 

Kanker leher rahim atau disebut juga kanker serviks adalah sejenis kanker yang 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim.
Proses berkembangnya  penyakit ini sejak mulai terinfeksi hingga menjadi kanker bisa berlangsung antara 15-20 tahun. Dilihat dari usia penderita, kanker serviks rata-rata dialami wanita pada rentang usia 35-55 tahun. Dengan perhitungan masa inkubasi tersebut, berarti penderita mulai terjangkit virus HPV sejak usia muda, yakni sekitar usia 20 tahun atau saat mulai melakukan aktivitas seksual. Penularan utama HPV (human papilloma virus), disebabkan melalui hubungan seksual dan kontak kulit dengan kulit. 85 % terjadi juga melalui rute seksual dan sisanya aktivitas nonseksual, seperti sentuhan kulit kelamin atau menyentuh kelamin dengan jari. Ini karena virus ini hidup di epitel kulit, jadi tidak harus ditularkan lewat penetrasi seksual.
 

Gejala kanker serviks pada stadium 1 hampir tidak menunjukkan gejala yang signifikan. Namun pada stadium lanjut gejala klinis yang ditimbulkan antara lain pendarahan setelah hubungan badan,pendarahan diluar haid, pendarahan pada wanita yang telah menopause, keputihan, penurunan berat badan, keluar cairan abnormal (kekuning-kuningan, berbau dan bercampur darah) dan gejala penyebaran ke organ lain di sekitar panggul.
 

Faktor Resiko atau penyebab kanker serviks
 

Terdapat faktor alamiah penyebab kanker serviks, yaitu faktor-faktor yang secara alami terjadi pada seseorang. Yang termasuk dalam faktor alamiah pencetus kanker serviks adalah usia diatas 40 tahun. Semakin tua seorang wanita maka makin tinggi risikonya terkena kanker serviks. Berikut ini beberapa faktor resiko kanker serviks :

1.    Melakukan Hubungan seksual pertama kali pada usia muda
2.    Sering berganti-ganti pasangan seksual
3.    Terjangkit Infeksi menular seksual
4.    Angka kehamilan tinggi
5.    Penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang.


Selanjutnya, ciri-ciri berikut bisa menjadi petunjuk terhadap perempuan apakah dirinya mengidap gejala kanker serviks atau tidak:


1.    Pendarahan abnormal pada vagina. Ini adalah gejala yang paling umum. Perempuan harus menyadari menstruasi mereka, pendarahan setelah hubungan seksual, bercak di antara periode menstruasi. Sebuah perdarahan vagina yang abnormal dan tiba-tiba tanpa alasan. Kondisi ini anda harus segera periksa kesehatan ke klinik terdekat agar kanker rahim dapat segera terobati.
2.    Nyeri panggul. Nyeri panggul tanpa ada hubungannya dengan kondisi lain, menstruasi, atau aktivitas fisik bisa menjadi gejala kanker serviks
3.    Keputihan. Ketika Anda mengamati bahwa Anda memiliki keputihan yang tidak biasa dan sering, hal tersebut bisa menjadi salah satu gejala kanker. Ini merupakan gejala umum yang berkaitan dengan kondisi perempuan.
4.    Peningkatan frekuensi kencing. Bila Anda sering buang air kecil, terutama jika Anda tidak hamil maka mungkin ada kemungkinan bahwa Anda memiliki kanker serviks.
5.    Kesulitan dalam buang air kecil. Ketika ada rasa sakit atau kesulitan saat buang air kecil, saatnya anda pergi ke dokter dan check up. Ini mungkin juga merupakan gejala ISK (Infeksi Saluran Kemih) tetapi untuk memastikan, mencari info dari dokter untuk segera ditangani.
6.    Nyeri selama hubungan seksual.
7.    Gangguan Pencernaan.  Hal ini terjadi Ketika Anda mengalami sembelit kronis dan merasa ada benjolan bahkan rasa sakit saat anda buang air besar
8.    Kehilangan nafsu makan. Penurunan mendadak nafsu makan juga dapat menjadi tanda kanker serviks.
9.    Kelelahan. Bahkan ketika Anda beristirahat tapi Anda masih merasa stres dan merasa lelah sepanjang waktu, kemungkinan ini tanda dari kanker serviks


Pencegahan terhadap kanker serviks
 

Pencegahan terhadap kanker serviks dapat dilakukan dengan program skrinning dan pemberian vaksinasi. Di negara maju, kasus kanker jenis ini sudah mulai menurun berkat adanya program deteksi dini melalui pap smear. Vaksin HPV akan diberikan pada perempuan usia 10 hingga 55 tahun melalui suntikan sebanyak tiga kali, yaitu pada bulan ke nol, satu, dan enam. Dari penelitian yang dilakukan, terbukti bahwa respon imun bekerja dua kali lebih tinggi pada remaja putri berusia 10 hingga 14 tahun dibanding yang berusia 15 hingga 25 tahun. Sayangnya, Vaksinasi HPV terbilang mahal setidaknya untuk negara berkembang. Penyakit ini bisa menular dengan cara mencuci pakaian yang sudah kotor karena pada pakaian tersebut mengandung virus dari orang lain jika yang sudah mengalami penyakit kanker serviks.
 

Standar pengobatan kanker serviks meliputi terapi: operasi pengangkatan, radioterapi, dan kemoterapi. Pengobatan kanker serviks tahap pra kanker - stadium 1A adalah dengan: histerektomi (operasi pengangkatan rahim). Bila pasien masih ingin memiliki anak, metode LEEP atau cone biopsy dapat menjadi pilihan. Pengobatan kanker serviks stadium IB dan IIA tergantung ukuran tumornya. Bila ukuran tumor tidak melebih 4cm, disarankan radikal histerektomi ataupun radioterapi dengan atau tanpa kemo. Bila ukuran tumor lebih dari 4cm, pasien disarankan menjalani radioterapi dan kemoterapi berbasis cisplatin, histerektomi, ataupun kemo berbasis cisplatin dilanjutkan dengan histerektomi.Selain pengobatan medis, pasien juga dapat melakukan terapi komplementer dengan herbal kanker.
 

Semoga dengan mengetahui penjelasan mengenai kanker serviks serta penanganannya. Semua wanita bisa terhindar dari penyakit ini dan juga bisa mengatasi lebih dini sehingga tidak akan membutuhkan  waktu yang lama dalam penyembuhannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar